Selasa, 24 November 2015

Utilitarianisme



A.      Pengertian Utilitarianisme

Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau kegunaan dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar, untuk menentukan bahwa suatu perilaku baik jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat. dalam konsep ini dikenal juga “Deontologi” yang berasal dari kata Yunani “deon” yang berarti kewajiban. Deontologi adalah teori etika yang menyatakan bahwa yang menjadi dasar baik buruknya suatu perbuatan adalah kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada sesama manusia, sebagaimana keinginan diri sendiri selalu berlaku baik pada diri sendiri.
Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.

Nilai positif Utilitarianisme terletak pada sisi rasionalnya dan universalnya. Rasionalnya adalah kepentingan orang banyak lebih berharga daripada kepentingan individual. secara universal semua pebisnis dunia saat ini berlomba-lomba mensejahterakan masyarakat dunia, selain membuat diri mereka menjadi sejahtera. berbisnis untuk kepentingan individu dan di saat yang bersamaan mensejahterakan masyarakat luas adalah pekerjaan profesional sangat mulia. dalam teori sumber daya alam dikenal istilah Backwash Effect, yaitu di mana pemanfaatan sumber daya alam yang terus menerus akan semakin merusaka kualitas sumber daya alam itu sendiri, sehingga diperlukan adanya upaya pelastarian alam supaya sumber daya alam yang terkuras tidak habis ditelan jaman.
di dalam analisa pengeluaran dan keuntungan perusahaan memusatkan bisnisnya untuk memperoleh keuntungan daripada kerugian. proses bisnis diupayakan untuk selalu memperoleh profit daripada kerugian. Keuntungan dan kerugian tidak hanya mengenai finansial, tapi juga aspek-aspek moral seperti halnya mempertimbangkan hak dan kepentingan konsumen dalam bisnis. dalam dunia bisnis dikenal corporate social responsibility, atau tanggung jawab sosial perusahaan. suatu pemikiran ini sejalan dengan konsep Utilitarianisme, karena setiap perusahaan mempunyai tanggaung jawab dalam mengembangkan dan menaikan taraf hidup masyarakat secara umum, karena bagaimanapun juga setiap perusahaan yang berjalan pasti menggunakan banyak sumber daya manusia dan alam, dan menghabiskan daya guna sumber daya tersebut.

kesulitan dalam penerapan Utilitarianisme yang mengutamakan kepentingan masyarakat luas merupakan sebuah konsep bernilai tinggi, sehingga dalam praktek bisnis sesungguhnya dapat menimbulkan kesulitan bagi pelaku bisnis. misalnya dalam segi finansial perusahaan dalam menerapkan konsep Utilitarianisme tidak terlalu banyak mendapat segi manfaat dalam segi keuangan, manfaat paling besar adalah di dalam kelancaran menjalankan bisnis, karena sudah mendapat ‘izin’ dari masyrakat sekitar, dan mendapat citra positif di masyarakat umum. namun dari segi finansial, Utilitarianisme membantu (bukan menambah) peningkatan pendapat perusahaan.

A.Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme

Kriteria pertama adalah manfaat , yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. Jadi, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.

Criteria kedua adalah manfaat terbesar, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar (atau dalam situasi tertentu lebih besar)dibandingkan dengan kebijaksanaanatautindakanalternativelainnya.
Criteria ketiga adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang, yaitu dengan kata lain suatu kebijaksanaan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut etika utilitarianisme adalah kebijaksanaan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau sebaliknya membawa akibat merugikan yang sekecil mungkin bagi sedikit mungkin orang.
Secara padat ketiga prinsip itu dapat dirumuskan sebagai berikut: Bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkinorang.


B. Nilai Positif Etika Utilitarianisme
       Rasionalitas, prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bias kita persoalkan keabsahan.
      Dalam kaitannya dengan itu, utilitarianisme sangant menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap orang dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan hanya memberinya ketiga criteria objektif dan rasional tadi.
      Universalitas, yaitu berbeda dengan etika teleologi lainnya yang terutama menekankan manfaat bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, utilitarianisme justru mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang. 

C. Utilitarianisme sebagai Proses dan sebagai Standar Penilaian
      Etika utilitarianisme dipakai sebagai proses untuk mengambil sebuah keputusan, kebijaksanaan, ataupun untuk bertindak. Dengan kata lain, etika utilitarianisme dipakai sebagai prosedur untuk mengambil keputusan. Ia menjadi sebuah metode untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tentang tindakan atau kebijaksanaan yang akan dilakukan.
      Etika utilitarianisme juga dipakai sebagai standar penilaian bai tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan. Dalam hal ini, ketiga criteria di atas lalu benar-benar dipakai sebagai criteria untuk menilai apakah suatu tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan memang baik atau tidak.
Yang paling pokok adalah menilai tindakan atau kebijaksanaan yang telah terjadi berdasarkan akibat atau konsekuensinya yaitu sejauh mana ia mendatangkan hasil terbaik bagi banyak orang.

D. Analisis Keuntungan dan Kerugian
      Keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis jangan semata-mata dipusatkan pada keuntungan dan kerugian bagi perusahaan, kendati benar bahwa ini sasaran akhir. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah keuntungan dan kerugian bagi banyak pihak lain yang terkait dan berkepentingan, baik kelompok primer maupun sekunder. Jadi, dalam analisis ini perlu juga diperhatikan bagaimana daan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu perusahaan membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor, konsumen, pemosok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya. Ini berarti etika utilitarianisme sangat sejalan dengan apa yang telah kita bahas sebagai pendekatan stakeholder.
      Seringkali terjadi bahwa analisis keuntungan dan kerugian ditempatkan dalam kerangka uang (satuan yang sangat mudah dikalkulasi). Yang juga perlu mendapat perhatian serius adalah bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral; hak dan kepentingan konsimen, hak karyawan, kepuasan konsumen, dsb. Jadi, dalam kerangka klasik etika utilitarianisme, manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan sebanyak mungkin pihhak terkait yang berkepentingan.
      Bagi bisnis yang baik, hal yang juga mendapat perhatian dalam analisis keuntungan dan krugian adalah keuntungan dan kerugian dalam jangka panjang. Ini penting karena bias saja dalam jangka pendek sebuah kebijaksanaan dan tindakan bisnis tertentu sangat menguntungkan, tapi ternyata dalam jangka panjang merugikan atau paling kurang tidak memungkinkan perusahaan itu bertahan lama. Karena itu, benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah long term net benefits.
Sehubungan dengan ketiga hal tersebut, langkah konkret yang perlu dilakukan dalam membuat sebuah kebijaksanaan bisnis adalah mengumpulkan dan mempertimbangkan alternative kebijaksanaan bisnis sebanyak-banyaknya. Semua alternative kebijaksanaan dan kegiatan itu terutama dipertimbangkan dan dinilai dalam kaitan dengan manfaat bagi kelompok-kelompok terkait yang berkepentingan atau paling kurang, alternatif yang tidak erugikan kepentingan semua kelompok terkait yang berkepentingan. Kedua, semua alternative pilihan itu perlu dinilai berdasarkan keuntungan yang akan dihasilkannya dalam kerangka luas menyangkut aspek-aspek moral. Ketiga, neraca keuntungan dibandingkan dengan kerugian, dalam aspek itu, perlu dipertimbagkan dalam kerangka jangka panjang. Kalau ini bias dilakukan, pada akhirnya ada kemungkinan besar sekali bahwa kebijaksanaan atau kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya menguntungkan secara financial, melainkan juga baik dan etis.

E. Kelemahan Etika Utilitarianisme
      Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.
      Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan niali suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
      Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
      Variable yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.
      Etika utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.

Utilitarianisme dari usaha Kuliner
1. Untuk memperoleh penghasilan dan memberikan kepuasan bagi pihak konsumen.
3. Menciptakan usaha yang sehat dan menciptakan income (keuntungan) yang optimal.
4. Menciptakan wadah kerjasama dan organisasi yang berlandaskan niaga.
5. Memiliki tujuan usaha yang integratif antara aspek manajemen usaha.

PROPOSAL USAHA KULINER



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan perkembangan zaman dan teknologi maka orang sekarang mulai berhati-hati dalam memilih dan membeli makanan, karna pada masa kini banyak makanan yang dibuat dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Sebagian masyarakat kelas bawah, memilih makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah. Dua hal inilah yang menjadi prioritas utama mereka dalam membeli makanan. Mereka tidak begitu memikirkan kandungan yang terdapat dalam makanan tersebut. Untuk itulah kami bermaksud untuk membuat makanan yang memiliki rasa yang enak dengan harga yang cukup murah dan aman untuk dikonsumsi karna tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya.
Dari uraian diatas maka sangat potensial bila kami mengembangkan usaha
Mie Pelangi ini, karna sebagian dari masyarakat sangat menyukai Mie karna rasanya yang enak, gurih dan nikmat. Mie ini memiliki rasa yang unik, sehingga konsumen dapat menikmati Mie yang tidak didapatkan di tempat makan lainnya. Selain itu, Mie ini dapat dinikmati oleh semua umur. Jadi, siapapun bisa untuk mengkonsumsi Mie Pelangi ini baik orang yang sudah tua maupun orang muda. Mie Pelangi ini dapat dinikmati dalam kondisi apapun, baik malam hari maupun pagi hari.
Dengan landasan tersebut kami berniat untuk merintis usaha Mie Pelangi, dan usaha kami tersebut kami beri nama atas kesepakatan bersama, yaitu: Mie Pelangi Mama Rose. Dengan harapan pelanggan akan tertarik untuk datang dan membeli Mie Pelangi kami dengan perasaan cinta kasih akan kenikmatan rasa Mie Pelangi Mama Rose.
B. VISI DAN MISI USAHA
Visi:
Menjadi salah satu rumah makan yang mengutamakan rasa, kualitas, serta mutu terbaik. Dan menjadi salah satu kuliner yang digemari banyak orang tidak hanya di kalangan remaja saja, melainkan semua kalangan. Menawarkan rasa yang unik serta enak untuk dimakan, membuat konsumen tidak bosan untuk terus mengkonsumsinya.


Misi
1.      Mengutamakan serta kualitas sebagai daya tarik untuk pelanggan.
2.      Menciptakan kuliner yang digemari banyak kalangan sebagai makanan yang unik.
3.     Mengembangkan rasa mie yang sebelumnya sudah ada menjadi raa yang lebih.  menarik agar membuat pelanggan tidak bosan dengan rasa yang itu-itu saja.

BAB II
PROFIL BADAN USAHA

A.    Manajemen
Nama Perusahaan                    : Mie Pelangi Mama Rose
Nama Pemilik                          : Rosyida Dewi
Bidang Usaha                          : Kuliner
Jumlah Karyawan                    : 4

B.     Pemasaran    
Produk yang ditawarkan         : Mie Pelangi
Sasaran Konsumen                  : Semua usia dan kalangan
Wilayah Pemasaran                 : Tempat-tempat strategis: sekolah, pasar, jalan utama.

C.    Keunikan Produk
Mie yang ditawarkan di Mie Pelangi Mama rose memiliki rasa yang berbeda yang tidak dapat ditemukan di tempat makan lain dengan namanya yang unik yaitu Mie Pelangi perpaduan dari Mie kuning, Mie hijau dan Mie kuning. Usaha ini didirikan dengan membuka rumah makan di tempat strategis.
D.    Laporan Keuangan
1)   Modal Kerja = modal yang dipakai sekali langsung habis, atau dapat digunakan beberapa waktu.
·    Listrik /bln    : Rp 150.000,-
·    PDAM/bln     : Rp 200.000,-

a.       Bahan baku
1)      Tepung terigu Segitiga biru/kg      : Rp 6.000 x 6kg = Rp 36.000,-
2)      Tepung terigu Cakra kembar/kg    : Rp 8.000 x 6kg= Rp 48.000,-
3)      Tepung tapioka/kg                          : Rp 5.000 x 6kg= Rp 30.000,-
4)      Tepung tempe/ons                                                       = Rp 8.000,-
5)      Telur/kg                                          : Rp 10.000 x 10 = Rp 100.000,-
6)      Pewarna alami                                :
·         Ketela  ungu/kg                              : Rp 4.000 x 2kg = Rp 8.000,-
·         Bayam/ikat                                     : Rp 2.500 x 4ikt = Rp 10.000,-
·         Wortel/kg                                       : Rp 10.000 x 2kg= Rp 20.000,-
7)      Cabe merah/kg                               : Rp 15.000 x 4kg= Rp 60.000,-
8)      Cabe setan/kg                                 : Rp 20.000 x 3kg = Rp 60.000,-
9)       Ayam/kg                                        : Rp 28.000 x 5kg = Rp 140.000,- +
                                                                                              = Rp 530.000,-

b.    Bahan penolong
1)      Air:/galon (isi ulang)                     : Rp 5.000 x 2gl = Rp 10.000,-
2)      Minyak goreng/kg                          : Rp 11.000 x 1kg= Rp 11.000,-
3)      Minyak kacang/kg                          : Rp 10.000 x 1kg= Rp 10.000,-
4)      Garam dapur/pck                            : Rp 1000 x 1pck = Rp 1000,-
5)      Bumbu-bumbu                                : Rp 50.000,-
6)      Saos/botol                                       : Rp 8.000 x 2 =  Rp 16.000,-
7)      Kecap/botol                                                : Rp 10.000 x 2 = Rp 20.000,-
8)      Gas  /tabung                                                : Rp 15.000 x 2 = Rp 30.000,-
9)      Sawi/ikat                                         : Rp2.000 x 4 = Rp 8.000,-  +
                                                                                       = Rp 156.000,-


2)      Investasi : modal yang dipakai beberapa kalidan bisa rusak.
1)      Alat
1.      Panci                                               :@ Rp 35.000 x 2 = Rp 70.000,-
2.      Wajan                                              :@ Rp 40.000 x 2 = Rp 80.000,-
3.      Blender                                            :@ Rp 200.000 x 2 = Rp 400.000,-
4.      Spatula                                            :@ Rp 15.000 x 2 = Rp 30.000,-
5.      Kompor gas                                     :@ Rp 250.000x 2= Rp 500.000,-
6.      Mangkok (/lusin)                            : Rp 50.000 x 4 = Rp 200.000,-
7.      Piring (/lusin)                                 : Rp 50.000 x 4 = Rp200.000,-
8.      Sendok (lusin)                                 : Rp 20.000 x 4 = Rp 80.000,-
9.      Garpu (lusin)                                   : Rp 20.000 x 4 = Rp 80.000,-
10.  Sumpit                                             :@2.000 x 100 = Rp 200.000,-


2)      Mesin
1.      Mesin pencetak mie                                    : Rp 4.000.000,-
2.      Mesin penggiling                            : Rp 150.000,-

3)      Bangunan
1.      Sewa tempat/thn                             : Rp 10.000.000,-

4)      Biaya tenaga kerja
1.      Upah untuk diri sendiri/bln            : Rp 400.000,-
2.      4 orang kayawan/bln                       : Rp 350.00,- +
                                                               = Rp 16.740.000



BAB III
PENUTUP

     
      KESIMPULAN


Membuka usaha kuliner merupakan bisnis yang menjanjikan, terlebih lagi produk yang disajikan memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri yang dapat menarik konsumen. Bisnis kue cubit ini menyajikan citra rasa yang beraneka ragam dengan khas tradisional Indonesia. Dengan segenap usaha, saya akan menjalankan bisnis ini dengan telaten hingga meningkatkan omset sehingga dapat menyebarkan cabang bisnis usaha. Dengan meningkatnya serta menyerbarnya gerak langkah usaha ini juga sekaligus berpartisipasi dalam memperkenalkan makanan khas tradisional Indonesia ke lebih khalayak luas.